Agar Tas Tak Jadi Sumber Penyakit

Tas selalu menemani ke mana pun kita pergi, ke kantor, kafe, toilet, pesta, ke mana pun. Sayangnya, jarang terpikir oleh kita bahwa sahabat setia ini ternyata bisa menjadi sumber penyakit. Mulai sakit punggung, kaku leher, hingga menyebabkan saraf tubuh bagian belakang terjepit. Periksa kembali tas Anda dan jalani solusi ini agar terhindar dari berbagai penyakit.

1. Terlalu berat: dapat menyebabkan bahu bungkuk, sindrom impingement, sakit leher kronis. Beberapa orang suka dengan model tas yang besar agar bisa menampung banyak barang bawaan. Satu tas bisa menampung laptop, agenda, tas make-up, dompet dan pernak pernik yang jika ditotal beratnya bisa mencapai 5 kg.

The American Chiropractic Association menyarankan agar kita tidak membawa beban yang beratnya lebih dari 10-15 persen berat badan. Distribusi beban yang tak merata dapat menyebabkan masalah postural. Seperti bahu yang melengkung, sindrom impingement atau nyeri pada bahu, sakit leher kronis, tekanan dan tegangan pada jaringan yang dapat menyebabkan rasa sakit dan kesemutan.

Solusi: Bagi beban Anda ke dalam tas lain sehingga tumpuan berat tidak hanya ditanggung oleh satu bagian tubuh Anda.

2. Jarang dicuci: dapat menyebabkan bersin dan gatal-gatal.Dibanding dengan sepatu, tas memiliki nasib yang malang. Jika sepatu dicuci dan dibersihkan seminggu sekali, membersihkan tas sebulan sekali saja belum tentu. Akibatnya bisa ditebak. Selain kotor dan bau, tas yang jarang dicuci juga bisa menjadi sarang kuman. Bayangkan kotoran apa saja yang melekat di tas. Mulai debu jalanan, hingga kuman di toilet. Berbagai penyakit pun bisa timbul karenanya, seperti alergi (bersin dan gatal) dan influensa.

Solusi: Cuci tas minimal dua minggu sekali. Bersihkan juga bagian dalamnya dari barang-barang tidak dipakai atau dari remah-remah makanan yang sering Anda bawa.

3. Modelnya itu-itu saja: dapat menyebabkan skeliosis.Setiap orang punya kebiasaan yang unik. Bagi Anda yang suka dengan tas sandang dan selalu membawanya di bahu sebelah kanan. Tanpa sadar, kebiasaan ini mendorong Anda untuk kerap berdiri dengan melengkungkan pinggul ke kanan.

Saat Anda membawa tas berat di satu sisi pundak dalam waktu lama, lengkuk alamiah leher yang membagi rata tekanan di tulang belakang, mulai terganggu sehingga membuat nyeri di punggung, pundak, dan kepala. Selain itu kebiasaan membawa tas sandang dapat mengakibatkan tulang belakang melengkung (skeliosis). Tak tertutup kemungkinan, saraf di area itu terjepit sehingga leher, pinggul, bahkan betis ikut terasa nyeri.

Solusi: Ganti model tas secara berkala atau miliki tas dengan beberapa model. Yang terbaik adalah model ransel karena tas ini membagi beban sama rata antara bahu kanan dan kiri. Namun demikian, bukan berarti tas ransel akan membebaskan Anda dari sakit sama sekali, terutama jika beban yang disandang melampaui kemampuan.

Nah, jika kedua bahu sudah terasa sangat nyeri, tak ada pilihan lain kecuali menggendong tas di depan tubuh untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Jika menggunakan tas bahu, usahakan secara berkala memindahkannya dari sisi satu ke sisi lain. Kebiasaan ini bisa mengurangi risiko nyeri pada sendi, dan otot akibat tekanan berat yang terus menerus.

4. Tali tidak sesuai bentuk tubuh: dapat menyebabkan tekanan berlebih pada bahu dan punggung.
Entah itu terlalu panjang atau terlalu pendek, masih menurut The American Chiropractic Association, tas dengan tali permanen (tidak bisa dipanjang-pendekkan), dapat memicu nyeri otot bahu dan punggung. Begitu juga dengan tas bertali terlalu tipis atau sempit.

Solusi: Pilihlah tali selempang (strap) yang lebar dan memiliki bantalan. Tali seperti ini akan mendistribusikan tekanan pundak sehingga Anda merasa lebih nyaman. Pilih juga desain strap yang bisa diatur sesuai bentuk badan. Namun jika Anda bersikeras memilih tas dengan tali sempit, sebaiknya jangan membawa barang terlalu berat.