Orangtua Paige Ashley adalah pemilik peternakan yang kaya dan ia menikmati kehidupan yang menyenangkan di masa kanak-kanak. Ia sekolah di sekolah terkenal di Weybridge, Surrey, dan ia mendapat empat level A-termasuk tiga grade A.
Langkah berikutnya ialah masuk College untuk menjadi pengacara, tetapi ibu dan ayahnya mengatakan bahwa ia harus belajar hidup mandiri. “Mereka mengatakan tidak ada biaya untuk masuk universitas, maka saya berpikir mencari uang sendiri.”
Masalahnya saya punya pendidikan yang baik dan tidak ingin turun derajat pada kekumuhan menyendokkan mi ke mulut dan minum sari apel.
Kemudian seorang teman mengaku bahwa ia bergabung dengan sebuah agensi ladyescort (wanita pendamping) di London. Paige kemudian ikut. Tapi kemudian terbukti hal itu jauh dari kemewahan.
Klien pertama yang ia dapat ialah seorang pengacara gendut di Travelodge. Saya ingat saya telentang sementara dia ngorok di atas saya. Tidak nyaman, apalgi mulutnya bau, sngat meneyebalkan. Tetapi setidaknya saya dapat uang.
Ada lagi klien yang menginginkan saya pura-pura bahwa dia bayi dan saya harus memberi minum padanya dengan botol. Yang lain memaksa masuk ke pakaian saya sebelum seks. Saya bertemu mereka di hotel yang penuh kecoak.
” Setelah dua bulan saya punya uang 2.000 poundsterling (Rp 28 juta) dan mendaftar ke universitas.” Tetapi kemudian agensi lain yang pernah melihat fotonya mengontaknya.
“Mereka ingin tahu apakah saya bisa berbicara sopan dan dapat bergaul,” kata Paige. Mereka bertanya apakah saya mau bergabung, dan memberitahu bahwa saya bisa berpenghasilan 5.000-10.000 poundsterling. “Saya pikir penghasilan itu untuk sebulan, tetapi mereka mengatakan per booking dan saya dapat pergi ke penjuru dunia. Saya rasa hal itu bagus buat saya.”
Job pertamanya bersama agensi barunya ialah menemui pebisnis Amerika. Mereka makan malam di restoran Michlein, di Mayfair London, kemudian pergi ke hotel. Ia membayar 5.000 poundsterling semalam. Saya diberitahu agar membeli pakaian warna hitam, menyerahkan kuitansinya dan ia akan membayarnya. Pekerjaan ini jauh dari pekerjaanku sebelumnya. Dan saya berterima kasih karena klien saya kali ini punya dua mata, hidung dan mulut.
“Ia menungguku dengan membawa seikat bunga. Ia pura-pura mengenal saya dan kami berbincang, makan dan minum anggur. Kami balik ke hotel dan minum sampanye sebelum meminta saya menanggalkan pakaian.”