Banyak orang yang menyepelekan bagaimana cara penggunaan kondom yang benar. Padahal, jika dipakai dengan benar dan konsisten, kondom bisa melindungi diri dari infeksi menular seksual serta kehamilan yang tak diinginkan.
Kesalahan yang paling umum terjadi adalah baru memakai kondom saat penetrasi sudah terjadi, melepaskan kondom saat masih berhubungan seksual, atau lupa memeriksa ada tidaknya kerusakan pada kemasan atau kondisi kondomnya. Kesalahan-kesalahan ini bisa menyebabkan kondom robek atau bocor.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kondom bisa mencegah kehamilan sampai 98 persen. Angka kegagalan kondom dalam mencegah kehamilan sekitar 15 persen.
Kesalahan yang kerap dilakukan para pemakai kondom itu dicatat oleh peneliti dari The Kinsey Institute for Research in Sex, Gender, and Reproduction, Universitas Indiana. Mereka melakukan analisis terhadap 50 penelitian mengenai kondom.
Kesalahan dalam pemakaian yang juga sering terjadi adalah membuka gulungan kondom sebelum dipakai dan bukannya langsung memasangkannya di penis. Sekitar seperempat responden juga mengatakan, mereka sering lupa menyisakan ruang di ujung kondom untuk cairan mani.
Sekitar 40 persen partisipan studi juga pernah mengalami kondom robek, dan 13 persen mengatakan pernah mendapatkan kondom yang bocor.
Kondom yang memenuhi standar mutu internasional sebenarnya tidak mudah robek karena tiap kondom yang diproduksi harus melalui uji elektronis. Sebagian besar kerusakan kondom sering kali terjadi karena kesalahan pemakai, seperti menggunakan pelicin minyak serta membuka kemasan dengan kuku atau benda tajam.
Untuk menjaga kualitas kondom, disarankan untuk tidak menyimpan kondom dalam dompet atau saku belakang celana jeans karena dapat merusak kondom. Hindari menyimpan kondom di tempat panas, dan jangan gunakan kondom jika kemasannya rusak, warnanya pudar, kering, atau lengket.
Kesalahan yang paling umum terjadi adalah baru memakai kondom saat penetrasi sudah terjadi, melepaskan kondom saat masih berhubungan seksual, atau lupa memeriksa ada tidaknya kerusakan pada kemasan atau kondisi kondomnya. Kesalahan-kesalahan ini bisa menyebabkan kondom robek atau bocor.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kondom bisa mencegah kehamilan sampai 98 persen. Angka kegagalan kondom dalam mencegah kehamilan sekitar 15 persen.
Kesalahan yang kerap dilakukan para pemakai kondom itu dicatat oleh peneliti dari The Kinsey Institute for Research in Sex, Gender, and Reproduction, Universitas Indiana. Mereka melakukan analisis terhadap 50 penelitian mengenai kondom.
Kesalahan dalam pemakaian yang juga sering terjadi adalah membuka gulungan kondom sebelum dipakai dan bukannya langsung memasangkannya di penis. Sekitar seperempat responden juga mengatakan, mereka sering lupa menyisakan ruang di ujung kondom untuk cairan mani.
Sekitar 40 persen partisipan studi juga pernah mengalami kondom robek, dan 13 persen mengatakan pernah mendapatkan kondom yang bocor.
Kondom yang memenuhi standar mutu internasional sebenarnya tidak mudah robek karena tiap kondom yang diproduksi harus melalui uji elektronis. Sebagian besar kerusakan kondom sering kali terjadi karena kesalahan pemakai, seperti menggunakan pelicin minyak serta membuka kemasan dengan kuku atau benda tajam.
Untuk menjaga kualitas kondom, disarankan untuk tidak menyimpan kondom dalam dompet atau saku belakang celana jeans karena dapat merusak kondom. Hindari menyimpan kondom di tempat panas, dan jangan gunakan kondom jika kemasannya rusak, warnanya pudar, kering, atau lengket.