Memulai terapi sulih hormon (hormon replacement therapy) terlalu awal diduga dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Riset menunjukkan, wanita yang menjalani terapi lebih dini yakni pada awal masa menopause ternyata berisiko tinggi menderita kanker payudara dibanding kelompok wanita yang melakukan terapi sulih hormon kemudian.
Hasil temuan ini dipublikasikan jurnal National Cancer Institute untuk menjawab kekhawatiran banyak orang terhadap siapa saja yang berisiko tinggi kanker, sebagai efek samping terapi sulih hormon.
Untuk mengurangi gejala-gejala fisik dan non fisik yang mengganggu perempuan di masa menopause, saat ini tersedia terapi sulih hormon (TSH) untuk menggantikan hilangnya hormon estrogen yang sudah tidak dihasilkan ovarium saat wanita memasuki usia senja.
Akan tetapi, selama ini muncul kekhawatiran akan TSH yang dianggap bisa menyebabkan kanker payudara dan meningkatkan tekanan darah. Penelitian pun terus dilakukan untuk mengungkap efek samping dari TSH ini.
Pada riset yang dilakukan terhadap lebih dari satu juta wanita di Inggris terungkap bahwa mereka yang menunda 5 tahun sejak memasuki masa menopause untuk melakukan TSH memiliki insiden yang lebih kecil terhadap terjadinya kanker payudara. Sementara itu, mereka yang yang langsung memulai TSH ketika mengalami menopause, risikonya 43 persen lebih tinggi.
"Dalam studi berskala besar ini kami menemukan risiko kanker payudara lebih tinggi jika terapi hormonal dipakai sebelum atau begitu memasuki menopasue dibanding dengan mereka yang menunda melakukan TSH," kata Dr.Valerie Beral dari Britain's Oxford University.
Pola risiko ini juga terlihat pada berbagai tipe terapi hormonal, baik pada wanita yang memakai TSH untuk jangka pendek atau jangka panjang, serta pada kelompok wanita kurus atau obesitas.
Hasil riset ini tak jauh berbeda dengan riset yang dilakukan di Amerika Serikat. Disebutkan wantia yang melakukan TSH langsung ketika menopause risikonya 41 persen lebih tinggi dibanding mereka yang memilih menunda.
Kendati demikian, para peneliti menyebutkan wanita yang lebih dulu melakukan TSH justru risikonya untuk terkena penyakit jantung lebih rendah. Ini sedikit berbeda dengan riset di Amerika yang menyatakan sebaliknya.